By
: Andy Rahman
ilustration by : harapanrakyat.com
Melihat
dari sejarahnya, kemunculan media online pertama kali dengan ditemukannya jaringan
komputer di Amerika Serikat. Fungsi pertama dari jaringan komputer sendiri
adalah untuk keperluan militer. Namun, seiring perkembangan teknologi fungsi
dari jaringan komputer pun bertambah,
yaitu menjadi penghubung antara 4 situs. Dari sana lah kemudian koneksi
computer berubah nama menjadi ARPANET. Beberapa tahun kemudian di berbagai
wilayah banyak masyarakat yang tertarik dan ingin menggunakannya. Berdasarkan
hal tersebut ARPANET dipecah menjadi 2, yaitu MILNET dan ARPANET.
Fungsi
dari kedua jaringan tersebut sangatlah berbeda, MILNET diperuntukkan untuk
keperluan militer dan ARPANET diperuntukan untuk segala hal non militer. Setelah
beberapa tahun berikutnya, kedua jaringan ini bergabung menjadi satu, yaitu DARFA
Internet. Selang beberapa tahun, DARFA
Internet kembali mengalami perubahan dan penyederhanaan, hasilnya yaitu
jaringan internet yang biasa kita pakai sekarang ini.
Pengunaan
internet mengalami peningkatan, bukan hanya itu banyak media online yang
bermunculan dan penggunanya juga sangat
banyak. Pengguna media online dan jejaring social tiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan, baik itu pengguna internet itu sendiri dan bahkan
jejaring sosialnya, seperti facebook, Instagram, twitter ataupun yang lainnya. Seiring
perkembangan teknologi, media social juga bisa menjadi boomerang kepada
penggunanya. Kesalahan sedikit saja bisa berubah menjadi fatal jika
dipersebarluaskan (viral) ataupun sebaliknya. Meskipun ada beberapa hal yang mungkin
bagi pengguna lain itu positif, bisa saja menjadi negative jika terjadi kesalahpahaman
antar pengguna lainnya.
Dapat
dilihat dari beberapa kasus yang telah terjadi, contohnya seperti kasus-kasus prank
ojek online (ojol) di youtube. Bagi sebagian orang, hal tersebut bisa dianggap
lucu, namun sebagian lagi banyak yang berpendapat negative. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan persepsi antar pengguna media social. Hal-hal seperti inilah
yang kadang menjadi boomerang bagi penggunanya, yang tadinya ingin trending
malah menjadi bahan cemoohan banyak orang.
Bukan
hanya itu saja, isi konten yang ada di media social sekarang bisa dikatakan
sampah dan kurang layak disebut sebagai konten kreatif, namun malah hal yang
seperti ini yang menjadi tranding terutama di Indonesia. Dari permasalahan
diatas, dapat disimpulkan bahwa kita harus bijak dalam bermedia social, karena
media social sendiri bisa menjadi boomerang bagi penggunanya jika
disalahgunakan. Pikirkan dengan bijak
apa yang akan kita posting di media social, sebab sekarang ada istilah jari mu
adalah harimau mu.
Komentar
Posting Komentar